♡ Timses Prabowo Itu Pun Terdiam ♡
Kemarin malam selepas tarawikh, saya dikejutkan oleh sahabat lama yang mungkin sudah 2 [dua] tahun tak bertemu. Kita berbincang-bincang mengenai keluarga, anak, dan pekerjaan. Kemudian saya menanyakan tentang kesehatan istrinya yang sudah menjalankan operasi pengangkatan tumor di rahimnya
. Karena saat itu ia bercerita via telpon bahwa operasi istrinya sukses dan yang paling membuatnya lega operasi tersebut tanpa dipungut biaya sama sekali alias GRATIS.
Namun sepertinya ia tidak ingin membahas hal itu lebih panjang. Bersama dengan dua rekannya ia mulai bercerita mengenai keadaan bangsa ini yang perlu diselamatkan, lalu ancaman asing, hilangnya pulau, dijualnya aset bangsa dan sebagainya. Dari semua perkataannya saya akhirnya paham bahwa kawan saya ini timses calon presiden tertentu. Dan ketika dia bicara mengenai INDOSAT dan GAS, kecurigaan saya pun kuat bahwa ia merupakan timses prabowo.
“Jika kita salah memilih calon presiden, maka aset kita akan kembali jatuh ketangan asing!” ujarnya menggebuh-gebuh.
“Kita tidak ingin kejadian Indosat dan Gas itu terulang, bayangkan kekayaan yang harusnya untuk kesejahteraan rakyat dinikmati asing!” tambah salah satu kawannya.
Kawanku dengan dua temannya ini terus memborbardir saya dan beberapa orang yang masih duduk selepas tarawikh dengan kampanye mereka sehingga selama 30 menit itu tidak ada ruang untuk saya dan para hadirin mengeluarkan pendapat. Kita hanya bisa terdiam, bahkan ada dari para hadirin yang manggut-manggut mendengarkan pemaparan tersebut.
Kawanku pun menyindirku dengan mengatakan bahwa GOLPUT tidak mencerminkan sikap warga negara yang baik, dan bla..bla..bla..panjang lebar ia definisikan dan tafsirkan menurut versinya. Lalu ia bertanya mengenai sikapku dalam pilpres kali ini, apa tetap golput sebagaimana yang saya lakukan selama ini.
Sontak saya jawab TIDAK. Ia terkejut seraya menjabat tangan saya dengan gembira, ia meminta agar suara saya dan para hadirin shalat tarawikh diberikan pada Prabowo. Saya katakan kepadanya bahwa say TIDAK AKAN GOLPUT dan juga SAYA TIDAK AKAN MEMILIH PRABOWO. Mendadak mukanya tegang, sambil tetap menjabat tangan, sahabatku ini bertanya alasannya.
Saya katakan kepadanya dan seraya mengingatkan sahabatku itu bahwa:
Istrinya tidak akan berhasil dioperasi kankernya jika tidak ada Kartu Jakarta Sehat [KJS]. Dan operasi tersebut tanpa biaya sama sekali. Selama beberapa kali Gubernur baru si Kurus ini yang memberikan efek nyata bagi rakyat jakarta.
Saya katakan kepadanya bahwa :
Saya tidak perduli dengan hilangnya INDOSAT karena jika INDOSAT menjadi milik negara, belum tentu INDOSAT bisa memberikan keuntungan bagi rakyat biasa. Buktinya TELKOMSEL itu milik negara tapi kita tetap harus membeli pulsa-nya. Begitupun PLN yang jelas-jelas PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA, kita tetap harus membayar LISTRIK-nya jika tidak ingin dipadamkan. Juga dengan PDAM, GAS, dan lainnya. Kita tetap harus mengeluarkan uang untuk itu semua.
Rakyat kecil hanya ingin diperhatikan. Sesuai dengan undang-undang kita bahwa Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk Kemakmuran Rakyat. Namun kini yang menikmati BUMN itu siapa? Bohong jika mengatakan BUMN itu dinikmati rakyat. Buktinya Rakyat tetap harus ngantri beli.
Lalu saya menekankan kembali kepada sahabatku itu bahwa:
Kartu Jakarta Sehat adalah bukti sederhana, dimana rakyat merasa diperhatikan. Coba bayangkan jika tidak ada KJS mana mungkin istrimu bisa segera dioperasi atau meski dioperasipun kamu harus mengeluarkan berapa rupiah untuk membayarnya. Coba apakah dengan di BUMN-kannya Freeport, Gas, dan Indosat itu dapat membiayai operasi Isterimu? Sementara PLN, TELKOM, dan PDAM, pun kita harus tetap bayar.
Kawanku dan Timses Prabowo lainnya pun terdiam. Khususnya kawanku dia sama sekali tidak bisa berkata-kata kembali. Seorang pemimpin yang baik adalah dia yang memperhatikan rakyatnya meski perhatiannya itu kadang berbuah cemohan.
>> http://hadiay-sellambe.blogspot.com/ <<
#hadiay
sumber :http://sosbud.kompasiana.com/2014/07/08/timses-prabowo-itu-pun-terdiam-672450.html
Hadi Ay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar